Berita
Produsen Flow Meter Oli Hidrolik
1. Apa itu flow meter hidrolik?
Flow meter hidrolik, secara sederhana, adalah perangkat yang digunakan untuk mengukur aliran oli dalam pipa sistem hidrolik. Ini bukanlah instrumen tertentu, melainkan istilah umum untuk jenis perangkat pengukur ini. Alat ini dapat menghitung jumlah total cairan yang mengalir melalui satu titik tetap pada pipa, yang biasanya diukur dalam liter per menit atau galon per menit.
Selain mengukur laju aliran volumetrik cairan, alat ini juga dapat menangani kondisi aliran linear dan nonlinier, bahkan mengukur laju aliran massa. Bagi insinyur hidrolik, laju aliran dan tekanan adalah dua indikator utama yang paling mereka perhatikan dalam pekerjaan mereka. Hanya dengan memahami kedua data ini secara akurat, mereka dapat menentukan apakah sistem hidrolik beroperasi secara tepat dan efisien. Lagipula, fungsi utama dari alat ukur aliran hidrolik adalah membantu menentukan efisiensi dan ketepatan status operasi serta kinerja sistem.
Namun demikian, oli hidrolik yang digunakan dalam sistem hidrolik yang berbeda sangat bervariasi; ada yang kental, ada yang encer, dan laju alirannya pun berbeda. Oleh karena itu, alat ukur aliran hidrolik harus disesuaikan dan diproduksi sesuai dengan jenis oli yang diukur; tidak bisa menggunakan sembarang tipe. Sebagai contoh, alat ukur aliran yang dirancang untuk mengukur oli hidrolik berkeviskositas tinggi dan yang dirancang untuk mengukur oli hidrolik encer harus berbeda dalam desainnya.
2. Mengapa kompatibilitas penting?
Mari kita bahas terlebih dahulu tentang pentingnya kompatibilitas. Tujuan utama dari flow meter hidrolik adalah untuk mengukur secara akurat laju aliran oli hidrolik, tetapi masalah dapat muncul jika flow meter tersebut tidak kompatibel dengan oli tersebut.
Pertama, pengukuran yang tidak akurat ibarat menggunakan penggaris dengan skala yang tidak sejajar, sehingga mengganggu seluruh operasi sistem hidrolik. Jumlah oli dalam sistem bisa menjadi terlalu banyak atau terlalu sedikit akibat pengukuran yang tidak akurat: terlalu banyak oli mempercepat keausan komponen dan menurunkan efisiensi sistem; terlalu sedikit oli juga memengaruhi kinerja komponen, dan dalam kasus parah, bahkan dapat menyebabkan seluruh sistem mengalami gangguan dan berhenti beroperasi.
Kedua, cairan yang tidak kompatibel dapat merusak flow meter. Beberapa cairan mengandung bahan kimia khusus atau kotoran yang dapat secara perlahan mengikis bagian internal flow meter. Sama seperti drum besi biasa yang akan berkarat secara bertahap jika lama menyimpan cairan asam, bagian flow meter yang terkorosi juga harus segera diganti, yang tidak hanya merepotkan tetapi juga meningkatkan biaya perawatan peralatan.
3. Sifat fisik oli hidrolik
Untuk memahami kompatibilitas antara flow meter dan fluida hidrolik, perlu terlebih dahulu memahami sifat fisik fluida hidrolik, di mana viskositas, densitas, dan suhu memiliki pengaruh paling besar.
1. Viskositas
Viskositas pada dasarnya adalah tingkat kekentalan suatu minyak atau cairan. Madu dan air, yang umum kita temui dalam kehidupan sehari-hari, dapat dengan jelas menunjukkan perbedaan viskositas—madu bersifat kental dan mengalir perlahan; air tipis dan mengalir cepat serta lancar.
Setiap flow meter memiliki kisaran yang sesuai sendiri untuk mengukur viskositas oli. Jika oli terlalu kental, hambatan yang dialami selama aliran menjadi besar, dan flow meter cenderung melaporkan laju alir yang lebih rendah dari sebenarnya; jika oli terlalu encer, hambatan selama aliran kecil, dan flow meter dapat melaporkan laju alir yang lebih tinggi dari sebenarnya. Sebagai contoh, dalam cuaca dingin musim winter, oli hidrolik menjadi lebih kental. Jika flow meter yang biasanya digunakan untuk mengukur oli encer pada suhu ruangan digunakan dalam kondisi ini, hasil pengukurannya akan tidak akurat.
2. Kepadatan
Kerapatan merujuk pada massa per satuan volume oli dan berkaitan dengan berat oli. Seperti halnya viskositas, flow meter hanya dapat digunakan untuk oli dengan kisaran kerapatan tertentu.
Beberapa flow meter menghitung laju aliran dengan mengukur gaya yang dihasilkan ketika oli mengalir. Jika densitas oli berbeda dari densitas yang digunakan dalam kalibrasi flow meter, gaya yang terukur akan menjadi tidak akurat, dan pembacaan laju aliran yang dihasilkan juga akan menjadi tidak akurat. Sebagai contoh, jika flow meter awalnya dikalibrasi untuk densitas oli hidrolik mineral biasa, dan digunakan untuk mengukur oli hidrolik berbasis air yang memiliki densitas lebih tinggi, pembacaannya akan menjadi tidak akurat karena kondisi gaya telah berubah.
3. Suhu
Suhu memiliki dampak signifikan terhadap sifat fisik oli hidrolik, terutama viskositasnya. Saat suhu meningkat, oli menjadi lebih encer dan viskositasnya menurun; sebaliknya, saat suhu menurun, oli menjadi lebih kental dan viskositasnya meningkat.
Sebagian besar flow meter hidrolik hanya dapat beroperasi secara normal dalam kisaran suhu tertentu. Jika suhu oli terlalu tinggi, oli dapat terurai dan menghasilkan kotoran yang menempel di bagian dalam flow meter, sehingga memengaruhi operasi normalnya. Jika suhu oli terlalu rendah, oli akan menjadi terlalu kental dan bahkan mungkin tidak bisa mengalir dengan lancar melalui flow meter, sehingga tidak hanya gagal mengukur laju aliran tetapi juga berpotensi merusak komponen internal flow meter. Sebagai contoh, dalam cuaca panas musim kemarau, setelah sistem hidrolik beroperasi dalam waktu lama, suhu oli meningkat, dan oli yang awalnya memiliki viskositas yang sesuai menjadi lebih encer, yang dapat memengaruhi akurasi pengukuran flow meter.
4. Kecocokan Kimia
Selain sifat fisik, kompatibilitas kimia antara fluida hidrolik dan flow meter juga sangat penting. Fluida hidrolik mungkin mengandung berbagai aditif dan kontaminan, yang dapat bereaksi dengan material yang digunakan dalam pembuatan flow meter.
4. Aditif
Untuk meningkatkan kinerja oli hidrolik, banyak oli hidrolik mengandung aditif seperti agen anti aus, antioksidan, dan deterjen. Meskipun aditif ini dapat melindungi sistem hidrolik sehingga lebih tahan lama dan stabil dalam operasi, aditif tersebut mungkin tidak kompatibel dengan flow meter.
Sebagai contoh, beberapa aditif anti aus mengandung komponen logam khusus atau bahan kimia yang, ketika bersentuhan dengan bagian internal flow meter dalam jangka waktu lama, dapat secara perlahan mengikis bagian-bagian tersebut. Sama seperti logam tertentu berkarat saat terpapar bahan kimia tertentu, korosi pada bagian flow meter akan mengurangi akurasi pengukuran dan memperpendek masa pakai alat.
5. Pencemar
Oli hidrolik secara tak terhindarkan mengandung kontaminan seperti debu, air, dan partikel logam, yang dapat menyebabkan masalah bagi flow meter.
Debu dan partikel logam dapat menggores permukaan internal alat ukur aliran yang halus, sama seperti pasir yang jatuh ke celah-celah bagian mekanis dapat menyebabkan keausan. Hal ini tidak hanya membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat, tetapi juga mempercepat proses penuaan alat ukur aliran. Air dapat dengan mudah menyebabkan alat ukur aliran berkarat, terutama alat ukur aliran yang terbuat dari logam. Setelah berkarat, struktur internalnya akan rusak dan tidak dapat berfungsi dengan baik.
5. Bagaimana cara memilih alat ukur aliran oli yang sesuai?
Karena kompatibilitas sangat penting untuk alat ukur aliran, bagaimana cara memilih alat ukur aliran hidrolik yang tepat untuk oli hidrolik tertentu? Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
6. Pahami oli Anda
Langkah pertama adalah memahami sifat fisik dan kimia dari oli hidrolik yang Anda gunakan. Informasi ini biasanya dapat ditemukan dalam lembar data teknis oli hidrolik, seperti viskositas, densitas, kisaran suhu operasi yang sesuai, aditif, dan kontaminan potensial. Hanya setelah memahami informasi ini, Anda dapat memandu pemilihan flow meter.
7. Cocokkan panel instrumen dengan level oli.
Setelah Anda memahami karakteristik oli, Anda dapat memilih flow meter yang sesuai dengan parameter tersebut. Misalnya, jika viskositas oli tinggi, Anda tidak boleh memilih flow meter yang hanya mampu mengukur oli tipis; Anda harus memilih yang mampu menangani fluida berviskositas tinggi. Jika oli kemungkinan mengandung banyak kotoran, sebaiknya pilih flow meter dengan struktur internal tahan aus yang tidak mudah tergores.
8. Pertimbangan Lainnya
- Instalasi dan pemeliharaan : Pemasangan yang benar dan perawatan rutin sangat penting untuk memastikan kompatibilitas antara flow meter dan fluida hidrolik. Selama pemasangan, selalu ikuti instruksi dari pabrikan. Misalnya, arah pemasangan flow meter harus sejajar dengan arah aliran fluida hidrolik. Saat terhubung ke sistem hidrolik, pilih segel dan gasket yang sesuai untuk mencegah kebocoran fluida.
Dalam penggunaan sehari-hari, flow meter harus dibersihkan secara berkala untuk menghilangkan kontaminan yang menumpuk di dalamnya. Flow meter juga harus sering diperiksa untuk mendeteksi tanda-tanda keausan atau kerusakan. Jika ditemukan bagian yang aus, segera ganti agar tidak memengaruhi ketepatan pengukuran.
- Persyaratan sistem : Akhirnya, kebutuhan keseluruhan sistem hidrolik harus dipertimbangkan. Jika sistem memerlukan akurasi pengukuran yang tinggi, seperti pada peralatan hidrolik yang digunakan dalam permesinan presisi, maka harus dipilih flow meter yang lebih akurat. Jika sistem beroperasi di lingkungan keras, seperti tambang atau pabrik kimia, harus dipilih flow meter dengan ketahanan korosi dan kerusakan yang kuat untuk memastikan operasi yang stabil di lingkungan kompleks.
6. Prinsip kerja flow meter hidrolik
Di berbagai bidang aplikasi dan industri, flow meter hidrolik juga dikenal dengan berbagai nama seperti pressure gauge, indikator, dan flow meter cairan. Bahan pembuatnya harus mampu menahan tekanan oli hidrolik; bahan umum termasuk kuningan, aluminium, dan baja tahan karat. Sebagai contoh, flow meter aluminium cocok untuk mengukur laju aliran fluida berbasis air atau berbasis minyak yang tidak korosif dan dapat menahan tekanan yang relatif tinggi.
Flow meter hidrolik dapat dipasang di mana saja pada saluran pipa hidrolik untuk mengukur laju aliran. Karena sistem hidrolik yang berbeda memiliki dimensi pipa yang berbeda, flow meter juga tersedia dalam berbagai ukuran antarmuka untuk memudahkan adaptasi ke sistem yang berbeda. Secara struktural, flow meter terutama terdiri dari tiga bagian: badan utama, sensor, dan transmitter.
Selama operasi, sensor terlebih dahulu mengukur kecepatan aliran oli, mendeteksi aliran oli melalui flow meter, lalu mengirimkan sinyal yang dikumpulkan ke transmitter. Transmitter menghitung laju aliran berdasarkan sinyal tersebut: laju aliran berkaitan dengan luas penampang pipa dan kecepatan aliran oli, sedangkan laju aliran massa juga berkaitan dengan kerapatan dan volume oli. Akhirnya, hasil perhitungan laju aliran ditampilkan pada instrumen flow meter agar mudah dilihat oleh operator.
7. Jenis-jenis flow meter hidrolik
Meskipun flow meter hidrolik sangat penting dalam banyak operasi, memilih flow meter yang tepat sangatlah krusial. Saat memilih salah satu, faktor utama yang perlu dipertimbangkan adalah konsistensi, viskositas, dan karakteristik fluida yang diukur, seperti efek pelumasan oli, kemampuan kompresinya, kemampuan memisahkan air dengan cepat, tingkat keterbakarannya, serta kapasitas disipasi panasnya.
Jenis utama flow meter yang digunakan adalah flow meter roda gigi oval dan flow meter roda gigi bulat . Setiap jenis flow meter cocok untuk mengukur berbagai jenis oli hidrolik, dan hasil keluarannya juga berbeda dalam formatnya. Saat memilih flow meter, insinyur akan terlebih dahulu menentukan metode penyajian data yang dibutuhkan serta cara menggunakan data ini untuk mengukur efisiensi sistem.
Di antaranya, flow meter roda gigi menggunakan prinsip volumetrik, dengan sepasang roda gigi di dalamnya. Ketika fluida mengalir dalam pipa, fluida tersebut memutar roda gigi, mirip seperti angin yang memutar kincir angin. Sensor terhubung ke salah satu roda gigi. Ketika roda gigi lainnya berputar di bawahnya, sensor menghasilkan sinyal pulsa, yang dapat digunakan untuk menghitung laju aliran minyak.
8. Keunggulan flow meter hidrolik
Flow meter hidrolik bukan hanya alat ukur sederhana; perangkat ini juga memiliki banyak fungsi praktis. Saat peralatan hidrolik beroperasi dalam waktu lama, perangkat yang dikalibrasi secara akurat ini memberikan data operasional terperinci, yang membantu staf mengidentifikasi potensi masalah sejak dini dan mencegah terjadinya kecelakaan.
Sebagai contoh, dengan mengamati perubahan laju aliran, staf dapat menentukan apakah terdapat masalah pada sistem hidrolik, seperti kebocoran oli atau keausan komponen, dan melakukan perawatan tepat waktu untuk mencegah kegagalan peralatan secara tiba-tiba. Pada saat yang sama, data ini juga memungkinkan staf memahami dengan jelas status operasional peralatan, apakah peralatan beroperasi secara efisien, serta memberikan referensi untuk mengoptimalkan kinerja peralatan.
