Meminta Panggilan:

+86 13309630361

Dukungan Daring

[email protected]

Kunjungi Kantor Kami

Wuhu, Anhui, China

Basis Pengetahuan

Beranda >  Berita >  Basis Pengetahuan

Lokasi penerapan flow meter kapal laut

Time : 2025-12-24

Dalam operasi kapal maritim, flow meter merupakan perangkat pemantau kunci untuk memastikan stabilitas sistem, kepatuhan emisi, dan pengendalian biaya. Penerapannya mencakup sistem inti seperti tenaga, propulsi, ballast, dan proteksi kebakaran. Kondisi operasi yang berbeda dari sistem-sistem ini menetapkan persyaratan khusus terhadap pemilihan jenis flow meter dan lokasi pemasangannya. Artikel ini secara sistematis mengulas lokasi penerapan flow meter di berbagai area inti kapal, menjelaskan nilai pentingnya berdasarkan standar industri dan kondisi operasional nyata, serta memberikan referensi bagi operasi, perawatan kapal, dan pemilihan peralatan.

1. Sistem Tenaga Inti: Area utama untuk pemantauan aliran dalam sirkuit unit utama.

Sebagai "jantung tenaga" kapal, mesin utama bergantung pada pemantauan aliran yang tepat untuk pasokan bahan bakar, perlindungan pelumasan, dan kontrol suhu guna mencegah gangguan seperti kehilangan tenaga dan keausan komponen yang disebabkan oleh pasokan media yang tidak normal. Berikut ini adalah lokasi utama penerapan flow meter pada sirkuit terkait mesin utama:

1.1 Sirkuit Pasokan Bahan Bakar Mesin Utama : Titik pemasangan utama meliputi pipa utama dari saluran keluar tangki bahan bakar ke pompa bahan bakar mesin utama, saluran masuk dan keluar filter bahan bakar, serta saluran masuk pompa injeksi bahan bakar. Di sini harus dipilih flow meter bahan bakar yang sesuai dengan "Persyaratan Teknis Sistem Pengisian Ulang Fuel Meter Massa Coriolis Marine". Fungsi utamanya adalah memantau laju aliran bahan bakar secara real time, memastikan distribusi bahan bakar yang merata ke setiap silinder, serta menyediakan data akurat untuk statistik konsumsi bahan bakar dan perhitungan efisiensi daya. Pemantauan ini secara efektif mencegah penurunan tenaga mesin utama akibat pasokan bahan bakar yang tidak mencukupi, atau pemborosan bahan bakar dan emisi berlebih akibat pasokan yang terlalu tinggi.

1.2 Sirkuit Sirkulasi Oli Pelumas Mesin Utama : Ini mencakup saluran keluar pompa oli pelumas, saluran masuk dan keluar pendingin oli pelumas, saluran masuk dan keluar filter oli pelumas, serta pipa cabang pada setiap titik pelumasan di mesin utama. Flow meter oli pelumas digunakan untuk memantau laju aliran oli pelumas yang bersirkulasi, memastikan komponen bergerak utama seperti poros engkol, batang penghubung, dan liner silinder pada mesin utama mendapatkan pelumasan yang cukup, mencegah kerusakan akibat gesekan kering karena aliran oli pelumas yang tidak mencukupi. Selain itu, perubahan laju aliran dapat membantu memprediksi masalah seperti penyumbatan saluran oli pelumas dan kegagalan pompa oli.

1.3 Sirkuit Air Pendingin Mesin Utama : Dibagi menjadi sirkuit pendingin air tawar dan sirkuit pendingin air laut. Pada sirkuit pendingin air tawar, flowmeter elektromagnetik dipasang di outlet pompa air tawar, inlet dan outlet sirkuit air pendingin liner silinder mesin utama, serta inlet dan outlet sirkuit air pendingin intercooler. Pada sirkuit pendingin air laut, alat ini dipasang di outlet pompa air laut, inlet dan outlet sisi air laut pendingin air tawar, serta inlet dan outlet sisi air laut pendingin oli pelumas. Fungsinya adalah untuk memantau kecepatan dan laju aliran air pendingin, memastikan suhu setiap komponen mesin utama terkendali dalam kisaran yang wajar, mencegah overheat mesin utama akibat aliran pendinginan yang tidak mencukupi, serta mendeteksi secara dini kerusakan seperti kebocoran pipa pendingin dan penyumbatan pada penukar panas.

2. Sistem Propulsi: Pemantauan pelumasan dan pendinginan untuk memastikan keluaran dorong.

Sistem propulsi secara langsung menentukan kecepatan dan dorongan kapal, serta pelumasan dan pendinginan komponen intinya (poros baling-baling, sistem propulsi jet air) secara langsung memengaruhi stabilitas operasional. Penerapan flow meter dalam sistem ini berfokus pada pengendalian aliran media pelumas dan pendingin, khususnya pada lokasi berikut:

2.1 Sirkuit Pelumasan dan Pendinginan Poros Baling-Baling : Pada sistem pelumasan tabung ekor poros baling-baling, dipasang flow meter oli untuk memantau aliran sirkulasi oli pelumas, memastikan pelumasan yang cukup antara poros ekor dan bantalan, serta mencegah keausan atau macetnya poros; jika digunakan tabung ekor berpendingin air, flow meter juga harus dipasang pada saluran masuk dan keluar air pendingin untuk memastikan efek pendinginan.

2.2 Sirkuit sistem propulsi jet air: Untuk kapal dengan propulsi jet air, flow meter dipasang di inlet pompa propulsi waterjet, outlet nozzle, atau sirkuit air pendingin untuk memantau laju aliran inlet, laju aliran jet, dan kecepatan air pendingin, memastikan keluaran dorong sistem propulsi yang stabil serta mencegah terjadinya kavitasi pada pompa propulsi atau panas berlebih pada komponen akibat aliran yang abnormal.

3. Sistem daya bantu: Memastikan operasi unit bantu (generator) berjalan stabil.

Mesin bantu (generator diesel) merupakan inti dari pasokan daya kapal, dan stabilitas operasionalnya secara langsung memengaruhi kelangsungan operasi seluruh peralatan listrik kapal. Mirip dengan mesin utama, pemantauan aliran pada mesin bantu berfokus pada pasokan bahan bakar, sirkulasi oli pelumas, dan sirkuit pendinginan. Lokasi dan fungsi utama adalah sebagai berikut:

3.1 Sirkuit pasokan bahan bakar mesin bantu : Pipa dari tangki bahan bakar ke pompa bahan bakar mesin bantu, serta inlet dan outlet filter bahan bakar dilengkapi dengan flow meter bahan bakar untuk memantau konsumsi dan aliran pasokan bahan bakar mesin bantu, memastikan keluaran daya mesin bantu yang stabil, serta menyediakan data untuk statistik konsumsi energi total kapal.

3.2 Sirkulasi pelumas mesin bantu : Dipasang flow meter pada outlet pompa pelumas, pendingin pelumas dan inlet serta outlet filter pelumas untuk memastikan pelumasan yang cukup pada semua komponen bergerak mesin bantu serta memprediksi kegagalan sistem pelumas.

3.3 Rangkaian pendinginan mesin bantu : Rangkaian pendingin air tawar, dipasang flow meter pada outlet pompa air tawar, intercooler, inlet dan outlet air pendingin liner silinder, rangkaian pendingin air laut, outlet pompa air laut, serta inlet dan outlet sisi air laut pada heat exchanger, untuk memantau aliran pendinginan dan mencegah overheat mesin bantu.

4. Sistem Air Ballast: Kontrol Aliran untuk Pembuangan yang Sesuai dan Stabilitas Navigasi

Sistem air ballast memastikan keselamatan navigasi dengan mengatur sarat kapal dan daya apung, berperan penting terutama dalam kondisi tanpa muatan dan muatan setengah. Sesuai dengan persyaratan kepatuhan Konvensi Manajemen Air Ballast Organisasi Maritim Internasional (IMO), flow meter dipasang terutama pada lokasi berikut:

4.1 Pipa inlet dan outlet pompa ballast : Pantau aliran injeksi dan pembuangan air ballast, kontrol secara akurat jumlah air yang diinjeksikan atau dibuang dari setiap tangki ballast, hindari kemiringan kapal dan stabilitas yang tidak mencukupi akibat penyesuaian air ballast yang tidak tepat, serta data aliran dapat digunakan untuk menilai status kerja pompa ballast dan adanya penyumbatan atau kebocoran pada pipa.

4.2 Pipa Sistem Pengolahan Air Ballast : Sesuai dengan persyaratan Konvensi Manajemen Air Ballast Organisasi Maritim Internasional (IMO), kapal harus dilengkapi dengan sistem pengolahan air ballast. Alat ukur aliran harus dipasang pada inlet, outlet, dan saluran pembuangan dari sistem pengolahan untuk memantau aliran air selama proses pengolahan, memastikan sistem pengolahan beroperasi sesuai parameter desain, menjamin bahwa pembuangan air ballast memenuhi standar, serta mencegah pencemaran lingkungan laut.

5. Sistem proteksi kebakaran: Pemantauan dan menjamin pasokan media selama situasi darurat.

Sistem pemadaman kebakaran kapal terbagi menjadi beberapa subsistem, termasuk pemadaman kebakaran dengan air dan pemadaman kebakaran dengan busa. Dalam situasi darurat kebakaran, ketersediaan pasokan media pemadam secara langsung menentukan efektivitas pemadaman. Peran utama flow meter dalam sistem ini adalah memantau laju aliran media, memastikan kebutuhan pemadaman kebakaran di berbagai area terpenuhi. Lokasi penerapan tertentu meliputi:

5.1 Pipa utama dan pipa cabang outlet pompa kebakaran : Pasang flow meter air kebakaran untuk memantau aliran keluaran air pemadam dan memastikan kebutuhan pemadaman kebakaran di berbagai area (seperti ruang mesin, ruang muatan, dek, dll.) terpenuhi. Pada saat yang sama, perubahan laju aliran dapat digunakan untuk menentukan apakah saluran pipa kebakaran tidak tersumbat dan apakah pompa kebakaran berfungsi dengan baik.

5.2 Saluran sistem pemadam kebakaran busa: Pasang flow meter pada outlet tangki penyimpanan cairan busa dan inlet serta outlet pencampur busa untuk memantau laju aliran pasokan cairan busa dan rasio pencampuran campuran busa, guna memastikan efektivitas pemadaman kebakaran dengan busa serta menghindari kegagalan pemadaman akibat aliran cairan busa yang tidak mencukupi atau rasio pencampuran yang tidak tepat.

6. Sistem air domestik dan air minum: pengelolaan sumber daya dan pemantauan emisi lingkungan

Sistem air domestik dan air minum secara langsung terkait dengan kondisi kehidupan awak kapal dan kepatuhan terhadap lingkungan laut. Flow meter tipe turbin terutama digunakan untuk pemantauan aliran dalam produksi air tawar, suplai air minum, dan pembuangan air limbah agar dapat mencapai pengelolaan sumber daya yang rasional dan pembuangan yang sesuai ketentuan. Lokasi tertentu:

6.1 Pipa inlet dan outlet dari mesin pembuat air : Flow meter turbin dipasang pada inlet air laut dan outlet air tawar dari pembuat air kapal (peralatan desalinasi air laut) untuk memantau volume pengolahan air laut dan produksi air tawar, mengevaluasi efisiensi kerja pembuat air, serta memastikan produksi air tawar memenuhi kebutuhan air bersih awak kapal.

6.2 Outlet tangki penyimpanan air minum dan saluran suplai air : Pasang flow meter air minum untuk memantau aliran suplai dan konsumsi air minum, memudahkan pengelolaan sumber daya air, menghindari pemborosan, serta mendeteksi kebocoran saluran suplai air secara tepat waktu.

6.3 Saluran sistem pengolahan limbah domestik : Flow meter elektromagnetik dipasang di outlet tangki pengumpul limbah domestik, inlet dan outlet perangkat pengolahan limbah, serta outlet pelepasan untuk memantau laju aliran yang telah diolah dan laju aliran pelepasan limbah, memastikan sistem pengolahan limbah beroperasi sesuai dengan spesifikasi dan limbah yang dibuang memenuhi standar perlindungan lingkungan maritim.

7. Sistem bantu lainnya: Pemantauan adaptasi lalu lintas dengan fungsi khusus

Selain sistem utama, sistem bantu seperti pendingin udara kapal, uap, dan gas inert juga perlu dilengkapi flow meter sesuai kebutuhan fungsional untuk memastikan pelaksanaan fungsi tertentu secara stabil. Aplikasi spesifik sebagai berikut:

7.1 Sistem Pendingin Udara dan Ventilasi: Pasang flow meter di outlet pompa sirkuit air pendingin AC dan sirkuit air dingin, serta di inlet dan outlet heat exchanger untuk memantau laju aliran air pendingin/air dingin dan laju aliran, memastikan efek pendinginan/pemanasan sistem AC, serta mencegah penurunan efisiensi heat exchanger atau kerusakan peralatan akibat aliran yang tidak normal.

7.2 Sistem Uap (Kapal Kargo/Kapal Pesiar, dll.): Untuk kapal yang dilengkapi dengan boiler uap, flow meter dipasang pada pipa air umpan boiler dan pipa keluaran uap untuk memantau air umpan boiler dan keluaran uap, memastikan level air boiler stabil dan pasokan uap cukup, serta menyediakan data untuk perhitungan efisiensi boiler.

7.3 Sistem Gas Inert (untuk Tanker) : Sistem gas inert pada kapal tanker digunakan untuk mengisi tangki minyak kargo dengan gas inert guna mencegah ledakan gas yang mudah terbakar di dalam tangki. Alat pengukur aliran dipasang pada saluran keluar generator gas inert dan saluran pengiriman gas inert untuk memantau laju aliran gas inert serta memastikan konsentrasi gas inert di dalam tangki memenuhi standar keselamatan.

Ringkasan

flow meters pada kapal laut berfokus pada "kestabilan daya, keselamatan navigasi, kepatuhan terhadap lingkungan, serta operasi dan pemeliharaan yang efisien", mencakup saluran pipa kritis di seluruh rantai pasok, dari peralatan daya utama hingga sistem penunjang kehidupan. Menggabungkan standar industri dengan kondisi operasional aktual, pemilihan flow meter untuk lokasi yang berbeda memerlukan pertimbangan cermat terhadap karakteristik media (minyak bakar, minyak pelumas, air laut, dll), kondisi tekanan dan suhu, persyaratan akurasi, serta lingkungan pemasangan. Sebagai contoh, flow meter massa Coriolis atau flow meter turbin lebih diprioritaskan untuk pengukuran minyak bakar; flow meter elektromagnetik cocok untuk media konduktif yang mengandung kotoran atau air laut; dan flow meter ultrasonik dapat digunakan untuk pipa berdiameter besar. Pemilihan lokasi pemasangan dan jenis flow meter yang sesuai sangat penting untuk menjamin operasi kapal yang aman dan efisien sepanjang siklus hidupnya.

Dapatkan Penawaran Gratis

Perwakilan kami akan segera menghubungi Anda.
Email
Nama
Nama Perusahaan
Pesan
0/1000